2 September 2012

Surga Kecil Di Velodrom

Pagi ini diajak ibu ke pasar pagi Velodrom. Mirip pasar tumpah di Blok M yang sangat ramai itu. Bedanya Velodrom digelar pagi hari dan hanya di hari minggu sedangkan pasar tumpah digelar setiap hari hanya di tengah malam. Mau ngapain kesana, gumamku. Kata ibu pengen hunting oleh-oleh yang mau dibawa ke Jakarta nanti. Ntah dalam bentuk apa oleh-oleh tersebut.

Dengar kata Velodrom membuat aku langsung berpikir miris. Laper mata. Yaa, pasalnya tempat itu cukup fenomenal  dan terkenal dengan barang-barang murahnya. Bahkan aku sempat mendengar berita bahwa di penutupan pasar menjelang lebaran kemarin, ada pengunjung yang menjadi korban desak-desakan mencari barang serba murah. Akibatnya tidak tanggung-tanggung. Ia meninggal di tempat. Miris sekali.
Banyak kelebihan yang dimiliki Velodrom, diantaranya beraneka ragam barang dagangan ada disini sehingga pembeli bebas memilih apa yang dibutuhkan. Rata-rata barang yang dijual juga terjangkau. Hal ini bisa berakibat tingkat konsumerisme semakin tinggi. Pengunjung akan membeli barang-barang bukan karena butuh tapi karena harganya murah semua. Hedonisme.

Velodrom terletak di sekitar Pasar Sekarpuro, Malang. Berdekatan dengan SMKN 6 Malang. Aku sampai lupa kapan terakhir kesini karena saking lamanya nggak pulang. Seperti menjadi hari lebarannya tukang parkir ketika pasar pagi itu digelar. Rata-rata pengunjung yang datang memang menggunakan sepeda motor. Ini menjadi keuntungan tersendiri untuk mereka. Kalau suka kuliner, tempat ini sangat pas untuk kalian. Kalian bisa mencoba bermacam-macam jenis makanan yang dijajakan disini. Tentunya dengan harga miring. Velodrom bagaikan oase di tengah kegersangan masyarakat yang sibuk bekerja, terlebih lagi untuk yang sudah berumah tangga. Banyak yang menjadikan tempat ini sebagai wahana hiburan gratis. Ada yang Cuma jalan-jalan,memilih-milih barang, negosiasi harga dengan penjual dan lain-lain. Hampir semua yang aku temui pasti membawa tentengan tas belanjaan. Tentu saja mereka sudah membeli barang yang digelar lesehan tersebut. Para pengunjung velodrom memasang muka sumringah, tidak ada yang sedu sedan karena memang tempat ini menjadi surga kecil di hari minggu. Mulai dari balita yang masih digendong, anak-anak, dewasa dan orang tua tumpah ruah dalam satu koridor Velodrom.

Velodrom juga hampir sama dengan pasar pagi di Stadion Gajayana. Dengan mekanisme penjualan dan tata letak yang sama. Juga sama-sama dibuka di setiap minggu pagi. Jadi dua pasar pagi ini cuma berdiri di tempat yang berbeda saja. Kehadiran Velodrom maupun pasar pagi di Stadion Gajayana tidak jauh dari adanya kapitalisme. Nggak munafik kalau kehadiran kapitalisme malah lebih banyak menguntungkan.

Jika berkunjung ke Velodrom, kita harus menjadi pembeli cerdas dan cermat. Perhatikan barang mana yang memang dibutuhkan atau tidak. Ini berguna agar kita tidak sampai membeli barang yang hanya berbasis memenuhi keinginan. Pembeli harus cermat membedakan antara kebutuhan dan keinginan agar tidak boros. Bicara soal Velodrom mengingatkanku pada perjalanan ke Jogja april lalu bersama teman-teman seperjuangan. Dondik, Ipeh, Kamal dan Pandu. Khususnya mengingatkan cerita di sudut-sudut Borobudur. Ketika disana, banyak barang yang sebenarnya tidak butuh malah dibeli. Tentu saja karena harga murah dan juga kasihan liat penjualnya yang rata-rata wanita berumur. Yang aku bayangkan saat itu hanyalah ibuku. Bagaimana kalau yang jualan ini ibuku, di tengah teriknya siang dan gersang. Miris sebenarnya meski mereka terihat sebagai makhluk perkasa demi keluarganya. Kami pun punya statement khusus untuk Borobudur waktu itu. Jadi yang dibutuhkan disini adalah orang baik, bukan orang kaya. Kami hanya berpikir jika disini banyak orang baik maka dagangan ibu-ibu ini akan laku karena mereka membelinya. Dan para penjual bisa segera pulang untuk istirahat atau mengurus keluarga mereka. Berbeda dengan orang kaya, yang mungkin hanya kaya saja tapi tak peduli terhadap sesama.

Hidup memang keras maka janganlah lemah pada hidup. Apapun yang bisa membuat hidup lebih baik, lakukanlah selama itu di jalan kebaikan. Semangat!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar