23 September 2012

be grateful for my wonderful life

Dear all, pernah nggak kalian menyadari bahwa hidup ini begitu indah? Tanpa atau adanya kita sebagai manusia di bumi yang semakin keruh ini? Hidup yang penuh teka-teki yang membuat manusia (seharusnya) lebih greget dalam menjalaninya. Ini semacam pertanyaan pengantar saya malam ini.

Well, masih di seputar kisah wonderful september yaa. September 2012 is very unpredictable *bacanya sambil pasang muka sumringah penuh semangat*. Saya sedang mengalami kondisi yang saya pun tidak bisa menyebutkannya. Intinya kata senang saja tidak cukup mewakili karena rasanya lebih dari itu. Alhamdulillah, always be grateful.

Nah, sebenarnya besok siang saya akan menjalani sidang tugas akhir di kampus. Lebih tepatnya sidang proposal alias pengajuan tiga judul tugas akhir. Saya rasa ini akan sangat penting seiring dengan jalan untuk mendapatkan dosen pembimbing yang klik di hati. Selain dari kapabilitas kita sebagai subjek penggarap tugas akhir, menurut saya pembimbing juga sangat menentukan jalannya proses tugas akhir tersebut. Bisa dipastikan saya akan mengunjungi Paramadina lebih lama karena memasuki semester tujuh ini, jadwal ke kampus saya hanya dihari senin. Itu pun hanya sekitar 3 jam untuk mengikuti mata kuliah Audio Visual. Salah satu mata kuliah yang paling saya senangi karena dari judulnya saja sudah berbau sinematografi.

Seharusnya, saat ini saya fokus mengerjakan pra sidang besok. Preparationnya, mulai dari materi, presentasi dan kesiapan saya dalam menghadapi hajatan akbar tersebut. But, lihat saja ini. Saya masih belum ada greget menyentuhnya, malah lebih interest untuk nulis dan berceloteh bersama angan-angan. Lebih baik melakukan sesuatu yang membuat hati tenang. Kalau sudah tenang pasti nanti mengerjakan hal yang lain juga akan tenang *alibinya* hheee..

Seharian ini saya memang lebih woles, merelaksasikan diri dengan semua yang berbau sidang. Just fun dan dibikin santai saja. Menghabiskan satu hari ini dengan mbak Luti, Dhillaz dan Ema di kamar anak komplek. Saya punya istilah sendiri untuk hari ini yaitu “begajulan” isinya ya having fun and quality time with my lovely roommate. Sebenarnya sidang itu hanya naming biar kelihatan agak horor. Beberapa teman kampus saya yang juga sidang besok sudah ribut, mikir ini itu. But, i’m still calm down. Saya rasa kontennya juga sama seperti ketika kita mempresentasikan tugas di kelas, toh pengujinya juga dosen-dosen yang memang mengajar kita di mata kuliah sebelumnya. jadi sidang itu hanya istilah seremnya, padahal (insyaallah) juga nggak.

Sedikit cerita tentang hidup yang begitu berharga. Kita sebagai makhluk yang paling sempurna, memiliki akal pikiran, hati dan rasa. Itulah yang membedakan kita dengan makhluk Tuhan yang lain. Simpelnya, jika perbuatan kita jauh dari kategori tersebut, lalu apa bedanya kita dengan binatang? Setiap partikel dari diri kita itu sangat berharga. Bahkan itu pun sudah ditulis dalam salah satu topik buku yang saya baca. Personality Plus. Penulis mencoba mensugesti para pembacanya. Mengajak manusia untuk mencintai dirinya dan percaya bahwa diri kita memang sangat berharga. Satu lagi tambahan yang menurut saya cukup bagus, berpikirlah bahwa kita adalah orang nomor satu, bukan nomor dua atau seterusnya. Itu sebagai jalan untuk mempercayai kapabilitas diri sendiri dan juga menciptakan rasa percaya diri dalam menghadapi dunia luar. Tentunya tak perlu disertai rasa sombong yaa.
***

Karena rasa syukur yang berlimpah, saya ingin membagikannya kepada Anda yang baca. Saya sangat bahagia. Bahkan lebih dari itu. Thanks God for today. Saya sangat menyadari bahwa apa yang selalu disyukuri, nikmatnya akan selalu dilipatgandakan olehNya. Maha kuasa Tuhan dengan segala kebesaranNya. Rasa senang dan tenang, itu yang saya rasakan saat ini. Setiap hari selalu bertambah, bertambah dan bertambah. Saya juga langsung ingat salah satu guide saya waktu camping ke Gunung Gede Pangrango bulan april lalu. Dia adalah kak Eci, wanita yang memiliki hobi yang sama dengan saya. Suka berpetualang dengan alam dan interaksi sosial lainnya. Saat itu kami share pengalaman masing-masing dan akhirnya menemukan satu poin utama, kami sama-sama suka travelling.

Saya menambahkan bahwa saya bukan hanya suka travelling yang biasa, but travelling with studying. Jika saya barang, maka entitas brand saya adalah travelling. Itu kata teman-teman dorm atau pun teman-teman di kampus yang memang tahu keseharian saya. Dari dulu saya ingin mematahkan pendapat bahwa travelling itu selalu identik dengan uang nan mahal. Padahal tidak selalu. Dan saya sudah membuktikannya dengan jalan hidup saya, travelling with studying. Tidak hanya sekedar travelling untuk mengunjungi tempat baru dan orang-orang baru, tetapi travelling sambil belajar. Belajar sambil travelling. Dan tentu saja yang paling penting adalah saya bisa travelling karena ilmu, karena belajar. Itu yang selalu saya terapkan dalam passion saya di dunia travelling. Selain menemukan banyak kisah baru, itu juga menjadi salah satu jalan agar cost menjadi hemat. Siapa bilang travelling itu mahal? Hhmm, mulai sekarang buang jauh-jauh yaa pikiran itu.

Kembali soal kak Eci, ia adalah sosok yang bisa menginspirasi peserta yang lain saat pendakian kemarin. Bahkan sampai peserta laki-laki terheran-heran mengapa ada orang setangguh dia. Ditanya soal pacar, bilangnya belum punya. So, muncullah statement yang luar biasa darinya. Kalau saya mau nikah, cowoknya harus saya uji dulu. Ngujinya yaa di hutan kaya kita gini karena ketika di hutan sifat asli itu akan muncul semua. Saya sama sekali nggak kepikiran. I’m seriously surprized. Dan insting saya langsung terkoneksi. Saya tiba-tiba juga ingin menerapkan pengujian yang sama nantinya dengan calon jodoh yang datang. Hheee..

Everyday isn’t only be a nice day but it can be a wonderful day, like today. Rasanya benar-benar indah ketika kita bisa mensyukuri segala yang diberikan olehNya. Sedikit tapi kadang tak menyadari. Hidup saya penuh kehangatan. Kalau dirunut, semester enam lalu berakhir lancar. Saya bisa mengikuti JFC yang sudah lama saya mimpi-mimpikan. Kemudian dengan lebaran 2012 yang penuh suka cita. Bisa bertemu dengan keluarga, baik yang dekat maupun yang jauh. Rasanya semua kejutan indah itu terbentuk bulat ketika berada di Malang. Timingnya pas banget. Ketika di Malang, itu benar-benar menjadi hal yang paling menentramkan hati. Ditambah lagi dengan satu hal yang membuat hati tersenyum riang sampai sekarang, bisa bertemu dan bercengkrama dengan kamu. Bahkan sampai di detik perpisahan, stasiun kota Malang yang membuat hati pilu. Lalu ketika sekarang saya sudah kembali ke Jakarta pun, kedekatan itu tetap menyatu. Melebihi ikatan batin beberapa tahun yang lalu. Thanks dear, semoga ini tidak akan pernah surut oleh jarak dan waktu.

Malang memang selalu menjadi topik utama kemanapun saya pergi. It’s the best place that I’ve visited. Apalagi memang dari kecil tinggal di kota apel ini. Keluarga dan orang-orang terkasih juga menetap di kota ini. Meski saya sering travelling kemana-mana, bahkan sampai Eropa sekalipun, Malang akan tetap mendapatkan tempat terdalam di hati. Tak akan pernah tergantikan oleh yang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar