21 April 2012

Refleksi 20th

 Diawali dengan perjalanan 20.04.2011 yang lalu, aku memaknai momentumnya bersama sabahat-sahabat terdekatku ke Epicentrum. Menyenangkan. Dan tak terasa, moment itu sudah berjalan selama satu tahun. Waktu memang berjalan begitu cepat. Banyak doa dan harapan yang dipanjatkan saat memasuki umur 20th yang lalu.
Risma, aku dan Luti (dhillaz camera personnya)
Dan sekarang? Apa yang sudah ku lakukan di umur cantik tersebut?  
Sepertinya malam ini serendepity dari Tuhan diturunkan untuk kami, kaum yang sedang mencari jati diri di persimpangan jalan menuju kebenaran yang hakiki. Melewati banyak pos kehidupan dan perempatan jalan yang memberikan banyak pengalaman baru dan pengetahuan, dan spiritualitas yang semakin matang.

Terima kasih untuk segala doa yang dipanjatkan. Tuhan mengamininya.
Lega rasanya setelah dering telepon itu akhirnya berganti menjadi suara serak akibat bangun dari tidur yang cukup singkat. Aku menyapamu malam ini karena 'sejujurnya' ada yang hilang selama sekian waktu sebelumnya.

Tepat di titik 20.04.2012 ini, refleksi diri itu menghasilkan rasa yang menjelma sebagai wujud cinta kasih dari Tuhan. Aku bisa bilang "hello, aku sudah 21th" Proses dari bertambahnya umur yang terus berjalan ini yang mengajariku untuk melakukan sesuatu. Menyapamu disana yang mungkin memang saat ini sudah tertidur pulas, dipeluk malam. Doa malam ku panjatkan. Berperilaku jujur terhadap diri sendiri pun harus segera ku lakukan. Aku paham karena untuk ke sekian kalinya aku masih membohongi diriku sendiri. Tidak selayaknya itu dilakukan karena sebenarnya ‘diri’ kita (baca:tubuh) adalah yang paling dekat dengan kita. Dan tak bisa dipungkiri, ‘diri’ pun seperti orang yang paling jauh ketika kita tidak mengenali siapa diri kita. Ketika ‘Ahha moment’ itu muncul, seketika aku ingat prinsip ayam berkokok "tidak baik kalau aku harus menunggu esok pagi untuk menyapanya" Hasil dari doa malam itu juga yang turut mensupportku untuk membangunkanmu sampai hitungan dering telepon kedua.

Proses perjalanan itu sama-sama kita lalui sebagai media untuk terus belajar menjadi insan yang lebih baik lagi. Terlebih untuk orang-orang yang selalu mensupport hidupku. Satu lagi yang ku tahu dan ku yakini, cinta kasih itu murah hati, sabar, penuh pemaafan dan menerima apa adanya engkau. Aku mengambil satu pelajaran yang lain bahwa konflik itu bisa menyadarkan, bukan hanya menyakitkan. "akui, maafkan dan belajarlah dari situ" itu yang malam ini Tuhan yakinkan padaku lewat doaku.

  Terima kasih untuk cinta kasih yang penuh pembelajaran dan tanpa mengekang, yang sampai malam ini masuk ke dalam ruang, Semangat. 

Ulang tahun bukanlah moment yang harus dirayakan, tetapi perlu direnungi apa yang sudah kita perbuat selama itu dan mencari perbaikan atas kesalahan yang telah dilakukan. Make a wish pun sama. Aku tidak harus melakukan ritual itu saat ulang tahun karena aku percaya setiap harinya aku juga make a wish dengan metode yang sama. Memasuki zona yang lebih menantang akan membuat hidup terasa lebih mempunyai urat nadi. Dan dengan semangat itulah, hidup akan dipenuhi keceriaan. 

Umur 20th, aku cukup aktif diberbagai organisasi ekstra maupun intra kampus. Pelajaran yang mengena adalah membangun link bukan hanya sekedar untuk simbiosis mutualisme. Namun, yang lebih penting dari itu kita harus melakukan simbiosis mutualisme itu dengan hati lapang. Terkadang aku masih sering merasa bimbang dengan suatu keputusan. Dan waktu satu tahun pun menyadarkanku bawa kondisi seperti itu hanya akan membuat kita terombang-ambing di lautan lepas dan tak bertepi. Melakukan sesuatu itu lebih mudah daripada hanya memikirkannya di kepala. Tahun ini juga ghirah travelling with studying itu lebih menguat. Travelling itu menyenangkan, apalagi jika ditambah dengan instrumen-instrumen pembelajaran yang bisa membuatku lebih merasakan ‘hidupnya’ travelling itu.

Orang tua dan keluarga adalah segalanya. Mereka yang selalu mensupportku dalam setiap keadaan. Apapun akan ku lakukan untuk beliau yang terkasih. Aku yakin, doa orang tua adalah bisikan dari Tuhan. Love you my lovely family. Perjalanan satu tahun ini juga semakin meyakinkanku dengan tagline hidup yang ku bawa kemana-mana Love the process and respect the result of it. Proses itu sangatlah penting. Dari proses kita akan banyak belajar. Suatu hubungan akan lebih bermakna jika di dalamnya banyak terjadi improvement. Ntah itu hubungan orang tua dengan anak, pacaran atau pertemanan. Rasa cinta kasih yang tulus dan semangat merupakan bumbu tambahannya. 

Menjadi orang yang berani, menurutku adalah suatu pilihan. Aku memilih untuk berani karena mempertahankan rasa yang seharusnya diungkapkan itu akan mengekang diri dan membuat diri semakin jauh dari kita. Satu hal yang juga menjadi refleksi, saling berbagi akan banyak memberi energi positif di hati. Dengan berbagi aku merasa lebih bermanfaat, ada 
semacam kepuasan batin yang menyokongku. Ohya, terus menginspirasi orang lain juga menjadi visiku, terutama untuk keluarga terdekat.

Selama ini aku masih merasa terlalu banyak menuntut kepada Tuhan yang Maha Sutradara. Nah, semoga refleksi ini mampu menjadikanku orang yang senantiasa bersyukur atas segala rahmatNya serta mawas diri. Terima kasih atas cinta kasih sampai 21th ini. 
Be better person and always smile and keep fight for future.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar