17 November 2012

Pagi di Kutoarjo


Lokomotif keretaku masih menderu
Berjalan mengikuti alur rel yang kaku
Sesekali ku lihat
Ada asap yang mengepul disana
Keretaku setia menemaniku
Menemani manusia lain yang juga satu visi denganku

Dingin yang dirasa menukik kulit
Lalu aroma harus segarnya embun pagi
Ku rasa pagi ini sangat segar
Tetes embun pagi menghiasi
Membuat pagi semakin berseri
Aku pun terbangun dari lamunan pagi

Ku lihat Kutoarjo yang ramah
Sepanjang mata memandang hanya ada vitamin hijau
Sangat luas dan tak terbatas mata
Inilah nikmat Tuhan yang tak terkira harganya

Aku ingin menghambur keluar
Berlarian di pematang sawah, main air sampai puas
Meninggalkan sejenak keramaian kota
Membayangkan saja membuatku bahagia
Sama damainya ketika menyambut Jogjakarta

Pagi ini lebih berseri
Ku dapati dua pengamen yang sedang menyambung hidup
Melaju dari lokomotif ke lokomotif selanjutnya
Banyak manusia yang penuh semangat menyambut kami
Mengharapkan kami membeli
Tak terkecuali si pengamen ini
Kali pertama menatap mereka
Mengatakan ‘tetap semangat’ untuk kami semua
Tak seperti cara yang lainnya
Mereka semangat menyambut pagi cerah

Tinggal dua titik lagi
Lempuyangan sebentar lagi akan ku raih
Jogjakarta lagi
Menuju kota yang tak akan terganti
Meski sudah berkali-kali

Tidak ada komentar:

Posting Komentar