18 November 2012

Cerita Pagi


 Good morning sayang.. Pagi ini terasa, rindu yang kian berwarna. Menggunung dan ingin jumpa. Rindu dan sayang yang beraduk jadi satu, membuatku ingin bicara pada tetes hujan di pagi ini. Aku merindukannya. Merindukannya yang jauh, terpisah jarak dan waktu. Namun, ada yang tetap. Hati kami bersimpul jadi satu.

Pagi-pagi membayangkan, membangunkannya, menunggunya mandi. Lalu dengan harus segarnya, kami sarapa berdua di satu meja. Setelah itu kami keluar rumah, jalan kaki menikmati udara pagi. Sengaja kami lakukan agar otak lebih fresh dari seluruh aktivitas di hari sebelumnya.

Kami punya rumah di desa yang rimbun bunga. Tanpa menggunakan alas kaki, kami berjalan menuju hamparan vitamin hijau di sekeliling rumah. Bergandengan tangan. Hhmm.. hangatnya pagi ini.

Kami saling sapa dengan warga disana. Kami ucapkan salam ramah kepada mereka, ibu-ibu yang sedang menggendong putrinya di pelataran rumah. “Selamat pagi bu” sapa kami berdua. Salah satu Ibu tersebut menjawab dengan raut sumringah, “Selamat pagi juga Mbak, Mas. Gimana kabar kalian berdua? Aku doakan langgeng dan terus menjadi keluarga yang harmonis yaa” Kami pun menjawab balik dengan ramah. Berbincang-bincang sebentar dengan ibu-ibu ini.

Kami terus berjalan. Terdengar lentingan suara canda tawa anak-anak yang sedang bermain. Mereka mengisi hari minggu paginya dengan suka cita, bersama teman sebayanya. Gundu, petak umpet dan dakon adalah permainan tradisional yang selalu mereka mainkan bersama. Mereka sangat terlihat ceria meski rupanya belum ada yang sarapan pagi. Terlihat juga para bapak yang membawa peralatan kuncinya. Mereka menuju ke sawah masing-masing dengan semangat yang menyala.

Tiba-tiba saja perjalanan kami dihentikan oleh sapaan Ibu yang satu lagi. “Hhmm.. pasti anaknya nanti mirip ayahnya yaa” Lalu dengan senyum lebar aku pun segera menjawab, “mirip kami berdua bu”

Kami melanjutkan kembali, menuju taman kecil yang dimiliki oleh desa yang indah ini. Taman mungil nan hijau berseri. Udara sangat sejuk. Rona hangatnya pagi karena sinarnya mentari membuat kami hangat. Disitulah, dia membisikkan sesuatu ditelingaku. “Sayang, aku sangat menyayangimu. Semoga kita bisa menjaga semuanya dengan baik” Dia langsung memelukku dengan erat. Seolah tak mau kehilangan seorang wanita yang telah dititipkan olehNya untuknya. Dia sangat mensyukuri hadirnya, yang selalu ada disampingnya.

Rasanya pagi ini terasa lebih dekat dengannya. Dengan dia yang ku cinta. Seolah tak ingin melepas dekapan hangatnya, aku pun menikmati setiap detik pelukannya. Sangat hangat. Damai dirasa hati. Aku pun membalas dengan senyum bahagia. “Aku pun tak ingin rasa ini berkesudahan. Aku tak bisa mencintaimu dengan cara lain. Aku percaya, kau memang yang terbaik. Yang sengaja dikirimNya untuk menjagaku, menjaga keluargaku kelak. Dan aku pun percaya, semua akan baik-baik saja di tangan kita. Tetap melakukan yang terbaik sembari berdoa untukNya”

Ku rasakan setiap partikel nikmatMu. Dengan penuh syukur dan suka cita. Berharap Kau akan terus memberkahi kami dan rasa cinta kami. Melipatgandakan kenikmatan yang terus kau beri. Terima kasih Tuhan atas rasa indah yang masih kau peruntuukan untuk kami.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar