3 Mei 2012

Hatta: Bergerak Menuju Indonesia Merdeka Lewat Pemikiran dan Pembelajaran Politik Ekonomi

Salah satu putra terbaik yang dimiliki negeri ini, Mohammad Hatta. Ia lahir di Bukittinggi, 12 Agustus 1902. Hatta menjadi anak yatim ketika berusia delapan bulan karena ayahnya, Haji Mohammad Djamil wafat ketika itu. Ia dibesarkan di lingkungan keluarga ibunya sebagai anak laki-laki satu-satunya dari enam orang bersaudara. Ia tertarik dengan pergerakan sejak duduk di MULO. Hatta pun masuk ke perkumpulan Jong Sumatranen Bond, yang memang pada masa itu muncul  banyak perkumpulan-perkumpulan pemuda di berbagai daerah. Antara lain Jong Minahasa, Jong Ambon dan Jong Java dan Jong Sumatranen Bond itu sendiri. Hatta menjabat sebagai bendahara di perkumpulan itu. 

Tahun 1921 Hatta berangkat ke Belanda untuk belajar di Handels Hoge School, Rotterdam. Ia mendaftar sebagai anggota Indische Vereniging yaitu perkumpulan pemuda yang menolak bekerjasama dengan Belanda. Setahun kemudian, perkumpulan ini berganti nama menjadi Indonesische Vereniging yang akhirnya menjadi Perhimpunan Indonesia sampai saat ini. Perkumpulan ini memiliki majalah sebagai dasar pengikat antar anggota. Hatta yang mengatur agar majalah Indonesia Merdeka ini terbit secara teratur.
Setelah lulus dari ujian ekonomi perdagangan di tahun 1923, Hatta berniat menempuh ujian doctoral di bidang ilmu ekonomi. Namun karena suatu kendala, ia justru masuk jurusan hukum negara dan hukum administratif. Keinginan ini muncul karena minatnya yang besar di bidang politik. Tahun 1926 sampai 1930, Hatta dipercaya menjadi ketua Perhimpunan Indonesia. Dibawah kepemimpinannya, Perhimpunan Indonesia maju pesat. Dari perkumpulan mahasiswa biasa menjadi organisasi politik yang dapat mempengaruhi jalannya politik di Indonesia. Hatta pun mendapat pengakuan sebagai pos depan dari pergerakan nasional yang berada di Eropa dari Pemufakatan Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPI). Perhimpunan Indonesia gencar untuk melakukan propaganda aktif dan sering mengikuti kongres internasional. Berkat Hatta, nama Indonesia secara resmi diakui oleh kongres dan benar-benar dikenal oleh kalangan organisasi internasional. Hatta dan Nehru (India) sempat diundang untuk memberikan ceramah di Gland, Swiss. Ceramahnya berisi tentang perdamaian dan kebebasan dan berjudul Indonesia dan Persoalan Kemerdekaan

Hatta pernah dipenjara selama lima bulan, dan akhirnya dibebaskan oleh Mahkamah Pengadilan di Denhaag. Dalam sidang bersejarah itu, Hatta melakukan pidato pembelaan yang kemudian diterbitkan dalam buku bahasa Indonesia berjudul Indonesia Merdeka. Ia terus fokus untuk menulis berbagai artikel politik dan ekonomi. Pertengahan tahun 1932, Ia kembali ke tanah air setelah menyelesaikan masa studinya. Ia disibukkan dengan berbagai kegiatan politik di Partai Pendidikan Nasional Indonesia. Dua tahun kemudian, Hatta kembali ditangkap bersama enam pimpinan partai Pendidikan Nasional Indonesia yang lain. Mereka dipenjara di penjara Glodok dan Cipinang sebelum akhirnya dibuang ke Digoel, Papua. 

Dalam pembuangannya, Hatta rutin menulis artikel-artikel. Rumahnya di Digoel dipenuhi oleh buku-buku pribadinya yang dibawa dari Jakarta. Ia sering memberikan pelajaran kepada kawan-kawannya seputar ilmu ekonomi, filsafat dan sejarah. Hatta juga sempat dipindahkan ke Bandaneira bersama Syahrir. Disana ia bertemu dengan Cipto Mangunkusumo dan tak jarang memberikan pelajaran kepada anak-anak setempat tentang ilmu sejarah dan politik. Hatta dan Syahrir dibawa kembali ke Jakarta ketika pemerintah Hindia Belanda menyerah kepada Jepang. Hatta memiliki cita-cita agar Indonesia terlepas dari penjajahan Belanda maupun Jepang. Menurutnya, lebih baik melihat Indonesia tenggelam di lautan daripada melihatnya sebagai jajahan orang lagi.

16 Agustus 1945 Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia menyiapkan proklamasi. Panitia Kecil yang terdiri dari lima orang dengan Soekarno sebagai ketua dan Hatta sebagai wakilnya serta Soebardjo, Soekarni dan Sayuti Melik menyusun teks proklamasi kemerdekaan. 17 Agustus 1945, kemerdekaan Indonesia diproklamasikan oleh Soekarno dan Hatta atas nama bangsa Indonesia. Soekarno diangkat sebagai Presiden Republik Indonesia dan Drs. Hatta diangkat menjadi Wakil Presiden Republik Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar