26 Juli 2012

Anti Kekerasan Itu Pilihan

Saat ini aku tinggal di sebuah kota yang menurut banyak orang memancarkan seribu kekejaman kehidupan. Kota tujuan bagi banyak orang untuk mencari peruntungan. Jakarta. Lebih tepatnya di Mampang, Jakarta Selatan. Ini adalah tahun ke4 aku menetap di kota yang menurutku memberi begitu banyak pembelajaran. Aku hidup mandiri. Tinggal jauh dari keluarga membuatku lebih banyak belajar. Sedikit pun aku tak ingin merepotkan keluargaku. Dan hal itu bisa aku wujudkan disini melalui beasiswa Paramadina Fellowship dan skills yang ku punya. Sebenarnya yang paling aku butuhkan adalah support dari keluargaku. Dari orang-orang yang dengan sepenuh hati menyayangiku dan membesarkan aku hingga aku menjadi manusia yang seutuhnya.

            Hidup harmonis menjadi tujuan utama setiap individu manusia. Ntah dengan anggota keluarga sendiri, tetangga, teman atau pun orang yang baru dikenal. Pluralisme dan interfaith menjadi kajian yang sangat aku minati. Aku tertarik dengan keduanya karena memang fokusku adalah di kajian budaya dan isu-isu tentang interfaith. Budaya di Indonesia sangat beragam dan unik. Hal itu yang justru memperkaya negara kita. Ditambah lagi background keluargaku yang juga plural. Kami terdiri dari multi agama dan tinggal dalam satu atap sehingga dari kecil aku pun selalu diajarkan untuk saling menghormati, menghargai dan toleransi terhadap perbedaan yang ada. Aku dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang hangat dan penuh kasih sayang. Melihat kedua orang tuaku yang mendidikku dengan penuh kasih, tak sekali pun mereka menggunakan kekerasan. Dan itu yang aku teladani sampai saat ini.

            Melihat realita yang terjadi di negara kita saat ini, kekerasan muncul karena faktor budaya, bukan genetika atau ras. Bangsa kita merupakan bangsa yang majemuk. Namun, masyarakatnya cenderung tidak berani berbeda. Karena tidak terbiasa menerima perbedaan, maka ketika muncul perbedaan sedikit saja sudah menimbulkan stigma yang luar biasa dan ditanggapi dengan permusuhan bahkan kekerasan. Oleh karena itu, hal utama yang harus dilakukan agar tidak ada lagi kekerasan adalah dengan mengubah pola pikir masyarakat. Sebab cara berpikir merupakan salah satu hal yang paling substantif dalam diri manusia. Untuk membentuk cara berpikir seseorang, pendidikan memegang peranan penting. Pluralitas keagamaan ataupun budaya juga harus diperkenalkan agar tidak muncul kefanatikan terhadap satu titik saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar