18 Juli 2012

Aku dan Kereta Dongengku


Tepat 21 tahun yang lalu, wanita ini lahir di lingkungan keluarga yang sangat hangat dan sederhana di sudut kota Malang yang dingin. Ia tumbuh dengan penuh kemandirian. Dengan semangatnya, Ia selalu berusaha untuk menjadi yang terbaik. Menurutnya, terbaik bukan berarti paling pintar, cantik ataupun kaya tetapi bagaimana Ia bisa berguna untuk orang lain. Jujur saja, ia tidak ingin hanya menjadi orang pintar tapi ia lebih ingin menjadi orang cerdas karena menurutnya pintar dan cerdas itu berbeda. Pemilik nama cantik, Ika Fitri Mustikasari ini sangat menghargai proses. Love the process and respect the result of it. Ia tidak menyukai hal yang instan. Hasil dari suatu proses bisa dikatakan sukses ketika Ia sudah menjalani proses tersebut dengan segala daya terbaiknya meskipun ujungnya hasil itu terbilang gagal secara normatif. Sampai saat ini, ia pun memiliki tagline yang selalu ia bawa kemana-mana, be positive and smart girl.

Setelah lulus dari SMK di kotanya, Ia melanjutkan pendidikan ke Universitas Paramadina, Jakarta Selatan. Banyak hal yang tak terduga yang harus di manage dengan baik. Menjadi mahasiswa perantauan adalah cita-citanya sejak dulu. Ia berfikir bahwa dengan cara itu Ia bisa mengukur kemampuan dirinya sendiri, yang notabenenya jauh dari keluarga. Dan menurutnya, itu hal yang menyenangkan. Ia menjadi salah satu penerima beasiswa dari 69 mahasiswa di seluruh Indonesia. Paramadina Fellowship, sungguh luar biasa. Menjadi penerima beasiswa membuatnya lebih berhati-hati dalam bertindak karena tentunya apa yang Ia lakukan membawa nama institusi yang mensupport kuliahnya. Donor beasiswanya adalah Principia Management Group yang mana bekerja sama dengan Universitas Paramadina. Sebelum kuliah, Ia juga pernah bekerja di beberapa perusahaan swasta di Malang. Hal ini menjadikannya lebih prepare dan aware terhadap masalah finansial. Baginya, mencari uang itu terbilang tidak mudah (saat itu) sehingga penggunaannya pun harus cermat. Menurut teman-temannya, Ia tergolong orang yang sangat hemat dan terorganizir dalam banyak hal.

Pemilik kulit sawo matang ini merupakan anak pertama dari dua bersaudara, yang sekaligus menjadi cucu pertama di keluarga besar ibunya. Ia bertekat harus menjadi teladan yang baik untuk adik-adiknya. Dari rangkaian cerita hidupnya tersebut, Ia berhasil melakukannya. Ia percaya bahwa Ia bisa pergi kemanapun yang ia inginkan dengan media ilmu pengetahuan. Dan itu memang terbukti. Travelling with studying, itu yang selama ini Ia lakukan.

Ika, menjadi nama sapaannya selama ini, khususnya di Jakarta. Mengenai mimpi dan cita-citanya, Ia ingin berkecimpung di dunia industri kreatif dan akademisi. Untuk industri kreatif, Ia meyakini bahwa menjadi entrepreneur adalah cita-cita mulia yang bisa menguntungkan banyak orang, bukan hanya dirinya saja. Tentunya ilmu, jalan dan pengalaman yang dibutuhkan juga lebih menantang daripada menjadi karyawan. Ia pun mulai merintis karir dengan menjadi entrepreneur di bidang industri kreatif tersebut.
Ia memulai bisnis produksi dan penjualan buku dongeng bersama teman kuliahnya, Syaiful Choirudin. Benar-benar dari nol ketika ingin melakukan usaha bisnis karena saat itu keduanya tidak memiliki modal yang cukup banyak. Namun, keberanian merekalah yang membuatnya tetap bergelora untuk menghasilkan ‘sesuatu’ untuk dirinya juga orang di sekitarnya. Ia memilih dongeng karena Ia ingin memanfaatkan skillnya di bidang desain, yang sesuai dengan jurusan kuliahnya. Dongeng bersifat edutainment karena dengan dongeng, Ia bisa mengedukasi anak-anak melalui cerita yang bernilai moralitas, juga dilengkapi dengan visual humornya. Mereka memberikan nama ‘Kereta Dongeng’ untuk bisnisnya.
Dan sampailah pada saat dimana Ia menemukan kompetisi bisnis plan yang diselenggarakan oleh MAPAN di Jakarta. Dengan segala ghirah bisnisnya, Ia dan temannya mengikuti kompetisi ini dengan penuh kesungguhan agar bisnis ini bisa lolos. Harapan awal yang mereka inginkan adalah hadiah tunai yang bisa mereka jadikan tambahan modal usahanya. Ibaratnya, saat itu mereka seperti menemukan oase di tengah gurun yang luas sehingga mereka mengikuti kompetisi ini dengan kemampuan terbaik yang mereka miliki. Rasa syukur menjelma, bisnis plan yang diajukan ternyata lolos dan mereka menjadi pemenangnya. Sungguh luar biasa, melebihi kata senang.

Proses pun berjalan dengan fase-fase yang memang harus dilalui. Pemenang pun tidak langsung dinobatkan sebagai juara karena banyak mentoring yang harus dilakukan oleh tim ini. Setelah dijalani, justru ini yang sebenarnya mereka cari. Dana yang MAPAN berikan sebagai modal usaha justru tidak seberapa dibandingkan dengan mentoring yang diberikan oleh MAPAN dan PILLAR sebagai penyokong kegiatan ini. Ilmu yang diberikan akan sangat jauh lebih berharga. Itu yang sangat mereka banggakan, bukan lagi tentang dana yang akan mereka peroleh nanti setelah lulus sertifikasi.

Saat ini pun, bisnis Kereta Dongeng masih dalam tahap mentoring. Beberapa hari lagi grand launchingnya akan di gelar di AQL Islamic Center, Tebet. Buku dongeng pertama mereka akan terbit dengan judul “Trimbil, Ayo Bangun!” Tidak sabar menunggu gebrakan apa yang akan dilakukan Kereta Dongeng. Mereka berkomitmen akan terus menjalankan bisnis ini dan terus mengexpand product knowledgesnya agar menjadi produsen sekaligus penerbit buku dongeng di nusantara. Visual humor menjadi bagian penting yang akan menjadi elemen dalam bisnis ini. Kereta Dongeng harus terus belajar dan belajar dari berbagai sumber agar usaha yang dijalankan tetap eksis, bermanfaat untuk sesama dan juga menghasilkan laba. Namun yang terpenting dari itu semua adalah misi Kereta Dongeng untuk share knowledges.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar