Banyak cerita yang pengen diungkapkan
sehingga membuat hari-hari saya serasa berkejar-kejaran dengan rasa semangat.
Usai kerja sampai sore, yang juga dipenuhi banyak rasa riang, saya juga selalu
semangat pulang ke dorm karena pasti
banyak cerita baru yang bisa dirangkai dalam goresan pena. Eh salah, ini kan
bukan kertas yang ditulis pake pena. Namun, cerita yang diketik dengan balok
note keyboardnya Toshi. Hheee..
Sebagai pelengkap kebahagiaan di
september ini, Tuhan telah membalikkan dunia dengan seenakNya saja. Peristiwa
itu yang setidaknya sangat memorable
bagi saya. Di tengah seluruh kebahagiaan, ada segelintir duka yang menggores
batin. Itu membuat saya semakin mencintaiNya. Justru karena jatuh inilah saya
merasa menjadi manusia yang sangat beruntung. Tuhan telah mengingatkan saya
untuk selalu berhati-hati. Dalam segala hal tentunya. Ini bukan keluhan atau
mengutuk diri, tapi saya menganggapnya ini adalah jalan terang setelah setitik
gelap datang. Efeknya, bisa lebih menghargai, bisa lebih bekerja keras dan yang
terpenting selalu hati-hati. Tidak ceroboh. Cukup kemarin saja yaa teledornya.
Belajar Ika, belajar.
Di cerita sebelumnya sudah saya ungkapkan
tentang laptop yang rusak. Inilah kesedihan yang datang. Untungnya bisa
menghadapi dengan lapang dada dan selalu berusaha ikhlas. Thanks God.
Kisah itu bermula sekitar dua minggu yang
lalu ketika saya ke Blok M bersama Ipeh dan Maris, sahabat saya. Saya ke
Carefour dan berniat beli tumbler. Tau tumbler kan? Ini bukan tumbler yang
biasa digunakan untuk share artikel
layaknya blog yaa. Yang saya maksud disini adalah tumbler sebagai tempat minum.
Saya berniat mau beli 2 tumbler, kembaran dengan adek saya di Malang.
Sebenarnya saya sudah punya tumbler ungu yang sudah menemani saya kemana-mana,
hampir di seluruh agenda travelling
saya sekalipun. Malah ada satu teman saya yang tidak bisa menyebutnya tumbler
atau tempat minum. Ia malah lebih akrab memanggilnya dengan sebutan “hai termos” Hhmm, ini hanya soal nama
yang nggak perlu dipusingkan. Yang terpenting bagi saya adalah manfaatnya.
Tumbler saya yang dulu sudah sirna karena
ketinggalan di kosan teman. Kalau hanya ketinggalan seharusnya bisa diambil,
tapi yang ini beda. Ketinggalan sekaligus tidak pernah bersua kembali. Nah,
gimana tumbler ungu itu mau balik lagi? Hhmm, yasudah. Saya memutuskan untuk
beli lagi kembar. Adek saya sekarang duduk di bangku SMP dan saya lihat kemarin
pas pulang, dia sangat aktif (kaya
mbaknya yaa, hhee). So saya pengen adek tetap savety dalam berkegiatan, salah satunya dengan tumbler tersebut.
Intinya saya hanya ingin menerapkan sesuatu yang sama, seperti yang saya jalani
ke adek saya (kalau memang hal itu dimungkinkan). Jadi berbeda dengan tindakan
pemaksaan.
Setelah hampir setengah jam memilih,
akhirnya pilihan saya jatuh pada tumbler biru ini. Ini produk Jepang. Saya
sengaja beli yang ukurannya sama, jadi benar-benar kembaran asli. Masalahnya
harga yang kecil dengan yang besar nggak jauh beda. Mending yang besar
sekalian, yang bisa menampung banyak kapasitas. Iyaa kan?
Harga tumbler ini Rp 45.000/item. Saya
memilihnya karena tumbler ini saya anggap bisa menemani wanita seperti saya dan
adek saya. Tidak terlalu menye-menye, juga tidak terlalu maskulin banget. Itu
yang terpenting.
those are the tumbler magic |
***
Sesampai di dorm, saya langsung mencucinya biar higienis. Punya adek saya
amankan dilemari. After that, punya
saya bisa langsung dipakai. Saya sampai dorm
malam, sehingga saya pun langsung bersih-bersih diri kemudian menuju kamar dan
tidur di kasur atas. Sebenarnya kasur saya di bawah tapi malam itu saya ingin
tidur di atas. Kebetulan kasur atas tidak berpenghuni.
Nah, mulailah ceritanya. Tumbler magic ini mulai menampakkan
kesaktiannya. Hhmm, bukan kesaktian juga sih. Itu hanya sebutan saya saja yang
mungkin berlebihan. Maklum, orang yang sedang apes pasti bawaannya begini. Tumbler
itu saya isi penuh untuk jaga-jaga saat tidur nanti. Saya bawa tumbler tersebut
naik ke kasur atas. Hhmm, its the moment
exactly happen. Ternyata tumbler itu belum saya tutup dengan rapat. Airnya
tumpah ke kasur dan bocor sampai ke kasur bawah mengenai kasur Ema, teman saya.
Jatuhnya tepat di sebelah meja kayu yang ditumpangi laptop Ema di atasnya.
Laptop tersebut adalah Emacine.
Lagi-lagi ini hanya sebutan nama saja. Ema memanggilnya begitu, layaknya saya
yang juga sangat menyayangi Toshi
(baca: laptop).
Laptop tersebut dalam keadaan terbuka.
Dengan kaget saya langsung membereskan air yang jatuh de sebelah meja agar
tidak menyebar kemana-mana. Saya langsung merapikan kasur yang kebocoran
tersebut. Hhmm, dan tentu saja sudah bisa ditebak kan.. saya gugup banget,
takut kalau ada apa-apa sama laptop itu. Saya pun tidak jadi tidur disitu
karena merasa masih takut dan khawatir kalau nanti malah kejadian yang
aneh-aneh lagi. Yaa, bisa dibilang saya masih trauma unyil. Malam itu saya
langsung tidur, kembali ke tempat saya. Dan karena hari itu memang crowded banget, saya hanya membutuhkan
waktu 30’ untuk bisa pulas digenggam malam. Ini termasuk luar biasa.
Acara ngreyen tumbler jelas gagal total
karena ia justru membawa musibah bagi makhluk lain yang bernama Emacine. Pagi-pagi
saya buka hape yang sudah banyak dengan sms-sms dan misscall. Rupanya dari
semalam teman-teman saya membangunkan saya lewat hap but ini tidak berhasil.
Hape saya jauh dari jangkauan telinga saya.
Emacine rusak. Ia tak bisa menyala.
Kronologisnya, ia kejatuhan air tadi. Saya tidak melihat dengan mata kepala
saya sendiri tentang air yang menghujani Emacine. Namun dalam logika saya, air
itu merembes sampe ke bagian kasur yang tengah sehingga ia melebarkan jangkauan
bocornya sampai ke titik dimana laptop Ema tertidur. Benar-benar tidak bisa
dinyalakan. Mati pett. Akhirnya kami mencoba mengringkan air yang masuk dengan
jalan menggunakan hair driyer, AC
kamar yang dinyalakan sampai mengencangkan tekanan kipas angin kamar.
Tentu wajah saya pucat pasi melihat
musibah ini. Semua berawal dari kecerobohan saya. Meski kami sama-sama
memaklumi bahwa tragedi ini karena apes saja. Dan kebetulan apes itu menimpa
saya. Saya paham, maksud Tuhan adalah agar saya menjadi pribadi yang selalu
bersyukur dan lebih hati-hati. Untungnya saya tidak gelap mata, menangis dan
digalaukan oleh hal ini. Saya bersyukur memiliki hidup yang serba indah tiada
tara ini. Pasti ada hikmah baik yang akan terjadi untuk saya. Saya percaya itu.
Dan memang sengaja dibenarkan Tuhan, tragedi
itu justru mengantarkan saya untuk menerima kenikmatan yang lebih banyak. Kenikmatan
dalam bentuk lain yang lebih menenangkan jiwa. Rasanya pengen nyanyi lagunya
Coldplay yang Fix You seketika. Iingat
liriknya yang sekarang ngena banget sama kasusnya Emacine rusak. When you try your best but you don’t
succeed. Tidak ada orang yang menginginkan dijatuhi banyak durian busuk. But
itu memang cobaan hidup, bagaimana kita bbersikap menghadapinya. Kita sendiri
yang tahu. Dan semua sudah menjadi bubur. Tidak ada alasan untuk mengeluhkan
hidup karena sudah begitu banyak nikmat yang kita terima. Tetap semangat!!
Motherboard oh motherboard. Semuanya
berujung pada motherboard. Badai besar ini datang dari kisah motherboard. Gusti, paringi sabar. Saya paham bahwa
badai pasti akan berlalu sepeti lagu yang dipopulerkan oleh Ari Lasso itu. Beberapa
hari setelah tragedi itu, saya membawanya ke Acer Center di daerah Ratu Plaza
Sudirman. Disini saya mulai merasakan kekhawatiran yang memuncak. Ini
sebenarnya terkait dengan masalah finansial. Hhmm, sudah pasti saya mengganti
kerusakan tersebut. Dan berapa duit yang dibutuhkan jika motherboard sudah
rusak begitu. Bukan hany rusak, tapi motherboardnya memang harus diganti. Sudah
korosi katanya bapak service. Service
center tersebut tidak sanggup memperbaiki sehingga kami membawa Emacine kembali
pulang. Hhmm, belum ada satu bulan di Jakarta. belum juga genap satu minggu kerja. Rasanya Tuhan menyentuh dengan cara yang sangat kuat efeknya.
Poin sudah ada. Motherboard itu sangat
mahal. Harganya bisa mencapai 1,5 – 2 juta. Hhmm, pertanyaan selanjutnya, uang dari mana untuk mengganti itu ya Tuhan?
Hhmm, nyesek. Saya selalu berdoa semoga diberikan rezeki yang berkah. Meski
tidak banyak kalau berkah pasti bermanfaat. Agenda bulan ini harus hemat. Hemat
sehemat mungkin biar tidak sampai mengganggu jatah keuangan lainnya. Pasalnya
bahkan saya sudah membuat planning soal finansial sampai bulan desember ini.
Saya tidak mau kejadian tragis ini merusak agenda saya di kegiatan yang lain
(terkait soal finansialnya yaa) sehingga saya harus lebih cermat dan hemat untuk
beberapa bulan ke depan.
Finally, Ema akhirnya memutuskan beli laptop
baru. Semoga awet yaa Maa. kita sudah sama-sama diingatkan olehNya. Semoga Fujitsu menjadi pengganti terbaik buat Emacine. Yaa, dimirip-miripkan sama Kresno gitulah. Hhee.. Alhamdulillah,
sudah terlalu banyak nikmat yang diberi. Sungguh.
Bulan depan, tumbler punya adek bakal
sampai di malang dengan sebuah boneka dolphin. Yaa, nggak cuma tumbler yang
bakal hijrah kesana, tapi dolphin yang saya kasih nama Mahameru ini juga akan
akan ikut hijrah kesana.
Mahameru sudah bersemayam di kamar saya selama tiga tahun lebih bersama Doramumun, Rinjani (Singa), anjing dan si kura-kura. Hhmm, hewan peliharaan saya bakal berkurang satu. Semoga tumbler itu tidak mengikuti aktivitas tragis yang disini.
Dijaga baik-baik yaa sayang.
Semoga bermanfaat buat segala kegiatannya. Kembaran kan, jadi harus kembar
semangatnya, prestasinya. Justru harus bisa lebih dari mbak. Oke, semangaaat adek Rara!!
Mahameru sudah bersemayam di kamar saya selama tiga tahun lebih bersama Doramumun, Rinjani (Singa), anjing dan si kura-kura. Hhmm, hewan peliharaan saya bakal berkurang satu. Semoga tumbler itu tidak mengikuti aktivitas tragis yang disini.
they'er my lovely sisters |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar