Kembali ke semester tujuh juga menjadikan saya semakin mencintai hidup, keluarga dan Maha Agung. Semester ini menjadi semacam penentuan, bukan penentuan akhir juga sih. Hanya saja tugas Akhir dari serangkaian proses panjang menuntut ilmu di Paramadina saya tempuh di semester ini. Ke kampus hanya hari senin dan kerja sudah rutin dijalani. Planning yang saya buat memang tepat. Lebaran tahun ini memang saya manfaatkan sebaik mungkin sebagai quality time with my family. Pasalnya, saya sudah berpikir bahwa tahun depan saya sudah bekerja atau S2 sehingga waktu pasti lebih limit daripada sekarang yang notabenenya saya masih berstatus mahasiswa. Saya juga sangat bersyukur bisa masuk ke Identity, tempat baru saya di dunia kerja. Sebuah branding consultant yang berlokasi di Tebet. Identity adalah tempat yang sangat menyenangkan untuk bekerja dan menimba ilmu lebih banyak.
Bersyukur karena rezeki yang Kau limpahkan senantiasa barokah. Keluarga yang sehat di Malang, materi yang berkecukupan, teman-teman yang selalu membuat hati renyah sebagai sandaran di perantauan. Terima kasih juga telah memberikan kesehatan yang berlimpah untuk nenek kakek saya. Berkahilah umurnya ya rab. Betapa terharu ketika kakek saya berpesan. Kalimat itu diutarakan beliau ketika saya akan balik ke Jakarta kemarin. Nduk hati-hati disana. Tetap belajar dan terus berdoa. Doakan kakek selalu diberikan kesehatan agar nanti bisa datang di wisudamu. Subhanallah. Mata saya seraya berkaca-kaca. Sehatkanlah orang-orang yang saya sayangi. Berkahilah umur yang semakin tua ini ya rab. Rasa terima kasih saja tidak akan cukup mewakilkan kepadaMu. Namun, itu yang setidaknya membuat saya lebih lega. Terima kasih telah mengirimkankeluarga yang sangat hangat. Keluarga yang penuh cinta kasih.
Bersyukur karena rezeki yang Kau limpahkan senantiasa barokah. Keluarga yang sehat di Malang, materi yang berkecukupan, teman-teman yang selalu membuat hati renyah sebagai sandaran di perantauan. Terima kasih juga telah memberikan kesehatan yang berlimpah untuk nenek kakek saya. Berkahilah umurnya ya rab. Betapa terharu ketika kakek saya berpesan. Kalimat itu diutarakan beliau ketika saya akan balik ke Jakarta kemarin. Nduk hati-hati disana. Tetap belajar dan terus berdoa. Doakan kakek selalu diberikan kesehatan agar nanti bisa datang di wisudamu. Subhanallah. Mata saya seraya berkaca-kaca. Sehatkanlah orang-orang yang saya sayangi. Berkahilah umur yang semakin tua ini ya rab. Rasa terima kasih saja tidak akan cukup mewakilkan kepadaMu. Namun, itu yang setidaknya membuat saya lebih lega. Terima kasih telah mengirimkankeluarga yang sangat hangat. Keluarga yang penuh cinta kasih.
Semoga saya bisa selalu
menjadi seorang
pembelajar yang gelisah. Tidak menggurui tapi tetap bisa menginspirasi
banyak
orang lewat perbuatan, bukan hanya lewat tutur kata. Dan yang
terpenting,
semoga saya tidak silau oleh kilauan yang ada di depan mata. Semoga
terhindar
dari sifat sombong dan arogan karena itu hanya akan menjatuhkan.
Jadwal sidang juga sudah keluar, tunggu apa lagi? Just do it. Senyum, semangat. Give the best performance for the examiners. Ngomong-ngomong soal tugas akhir, lah ini besok sidang malah sekarang belum ada persiapan apa-apa. Malah lebih enjoy nulis *ironis riang*
Nah, sabtu kemarin
saya sempat ke IKJ.
Bertukar pikiran sekaligus refreshment.
Hhmm, rasanya krikrikrik banget ketika masuk kampus yang serba
warna-warni
akibat mural ini. Dulu saya sempat mau masuk IKJ karena memang passion
saya ada
di dunia sinematografi. Dan sudah menjadi rahasia publik bahwa
sinematografi
IKJ itu bagus dan terkenal selain media rekam ISI Jogja. Sayangnya
beasiswa
yang diberikan IKJ waktu itu tidak full. Beasiswa itu saya dapatkan dari
lomba
FLS2N di Jogja, membuat iklan layanan masyarakat. Dan jalan hidup saya
lebih
memilih Paramadina. Paramadina lebih
mendekati realistis soalnya. Ia memberikan beasiswa yang lebih
menjanjikan.
Dilihat secara finansial saja, Paramadina Fellowship itu jenis full
brightnya Indonesia. Lulus SMK
adalah permulaan untuk meniti hidup baru yang lebih menantang. Disitulah
terletak satu poin, saya harus mandiri. Titik.
Pulang dari IKJ, saya
langsung telpon
kamu buat nanyain laptop yang rusak itu. Kenapa kamu? Karena first mind saya ketika Emacine
rusak yaa
kamu, yang berbau informatika. Hheee.. sampai pada akhirnya kita bisa
bercengkrama lumayan lama lewat jaringan di udara. Happy weekend! Sangat senang bisa share banyak hal, termasuk
soal Green Day.
Alhamdulillah, selalu dilimpahkan
kebahagiaan. Ngrusakin laptop pun jadi nggak terasa berat kalau sudah
terkena
virus bahagia tingkat dewa yang dilengkapi rasa syukur. Mencoba
mengulang
kalimat yang saya tulis beberapa minggu lalu, I really happy
with you. Semoga
radar neptunus itu akan tetap
terpasang dan terkoneksi dengan baik. Yang terpenting adalah semangatnya
di
dalamnya, bukan lagi embel-embel apa yang ada di belakangnya. Thanks God for
this glad evening.
September ini benar-benar
menjadi bulan
yang penuh lalalalaaaa. Saya susah menyebutnya jadi lalalaaa itulah yang
cukup
mewakili perasaan saya. Ditambah lagi lagu yang kamu kenalkan yang
sampai saat
ini membuat saya tersenyum-senyum sendiri ketika mendengarnya. Penasaran
dan
tetap berpikir bahwa lagu ini penuh magic.
Wake me up when september ends.
Saya menyimpulkannnya saat
ini adalah happy sunday, happy weekend and happy
september. Terima kasih atas nikmatMu yang tiada bertepi, semakin
menggulung dan menghujani. Saya juga bercerita banyak hal dengan ibu.
Dan
seperti menjadi perfectonya, chattingan tersebut menghasilkan grand
message ”jangan lupa selalu bersyukur
yaa nak” Ibu selalu mengerti saya. Kemarin, sekarang dan nanti, ibu
akan
tetap menjadi payung hangat saya bersama bapak dan adek.
Sedikit ngambil kutipan
dari kamu yaa, “hopefully (always) happy before (and after)
september ends. Itu yang memang saya harapkan. Semoga kebahagiaan
ini tidak
menemukan ujungnya. Semoga radar kita juga tak ada masanya. Be
grateful for my wonderful life. I love
this month. It’s wonderful September that I have.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar