Lokomotif
keretaku masih menderu
Berjalan
mengikuti alur rel yang kaku
Sesekali
ku lihat
Ada
asap yang mengepul disana
Keretaku
setia menemaniku
Menemani
manusia lain yang juga satu visi denganku
Dingin
yang dirasa menukik kulit
Lalu
aroma harus segarnya embun pagi
Ku rasa
pagi ini sangat segar
Tetes
embun pagi menghiasi
Membuat
pagi semakin berseri
Aku pun
terbangun dari lamunan pagi
Ku lihat
Kutoarjo yang ramah
Sepanjang
mata memandang hanya ada vitamin hijau
Sangat
luas dan tak terbatas mata
Inilah
nikmat Tuhan yang tak terkira harganya
Aku ingin
menghambur keluar
Berlarian
di pematang sawah, main air sampai puas
Meninggalkan
sejenak keramaian kota
Membayangkan
saja membuatku bahagia
Sama
damainya ketika menyambut Jogjakarta
Pagi
ini lebih berseri
Ku dapati
dua pengamen yang sedang menyambung hidup
Melaju
dari lokomotif ke lokomotif selanjutnya
Banyak
manusia yang penuh semangat menyambut kami
Mengharapkan
kami membeli
Tak terkecuali
si pengamen ini
Kali
pertama menatap mereka
Mengatakan
‘tetap semangat’ untuk kami semua
Tak seperti
cara yang lainnya
Mereka
semangat menyambut pagi cerah
Tinggal
dua titik lagi
Lempuyangan
sebentar lagi akan ku raih
Jogjakarta
lagi
Menuju
kota yang tak akan terganti
Meski
sudah berkali-kali
Tidak ada komentar:
Posting Komentar