Di
suatu pagi yang berkilau, terlihat putri nan jelita sedang menyiram bunga di
taman rumahnya. Ia menyirami tamannya dengan penuh suka cita. Putri Apel
tinggal sendirian di rumah yang besar itu. Orang tuanya meninggal satu tahun
yang lalu tertimpa musibah banjir bandang. Namun, Putri Apel menjalani hidupnya
dengan semangat. Bahkan ia tak merasa tinggal sendirian karena ia selalu
ditemani bunga-bunga indah yang sedang bermekaran di tamannya.
Dengan
senyuman manis, pagi itu bunga mawar menyapa “Selamat pagi Putri Apel. Pagi ini
kau tampak lebih berseri padahal cuaca kemarau panjang ini membuat banyak orang
stress” Diikuti oleh bunga melati dan bunga kamboja di sebelahnya “Iyaa, putri
terlihat sangat bahagia.. Hhmm, ada apa yaa?” Putri Apel membalas dengan riang “Benarkah?
Aku terlihat lebih berseri begitu? Hhmm.. Meski cuaca kemarau, hujan, gerimis
atau badai sekalipun, kita harus tetap semangat” Sambil mengangkat tangan kanannya
tanda bahwa Putri Apel memang sangat bersemangat pagi itu. Kemudian,
bunga-bunga cantik di taman itu serempak mengatakan “terima kasih Putri Apel
yang selalu menjaga kami” Mereka tersenyum gembira.
Rupanya
yang membuatnya lebih berseri hari itu adalah Putri Apel akan mengadakan
hajatan ke desa sebelah. Ia ingin berbagi dengan teman-teman yang kurang
beruntung, tidak seperti dirinya yang selalu berkecukupan. Putri Apel memang
anak kaya tapi ia selalu hidup sederhana. Putri Apel bersiap-siap ke pasar
untuk membeli segala keperluan. Ia ditemani Strobery Mungil, sosok teman yang
selalu ada untuknya. “Mau beli apa saja Putri?” tanya Strobery Mungil. Lalu
Putri Apel menjawab dengan gembira “Karena aku suka sekali dengan es krim, aku
akan membuat es krim yang lezat untuk teman-teman di desa sebelah nanti.
Kebetulan mereka pernah bilang bahwa mereka belum pernah makan es krim” Setelah
sampai di pasar, Putri Apel memilih bahan-bahan yang ia perlukan untuk membuat
es krim tersebut.
Setelah selesai
belanja di pasar, ia kembali pulang. Putri Apel tak sabar untuk segera tiba di
rumah dan langsung membuat es krim itu. Ia berjalan melewati pematang sawah dan
sungai-sungai bersama Strobery Mungil. Putri Apel menggandeng tangannya sambil
berjalan beriringan. Mereka berdua lebih seperti kakak adik yang saling
menyayangi.
Di tengah
perjalanan, Ia dihadang oleh Monster Durian. Tubuhnya yang tegap dan besar
membuat Putri Apel dan Strobery Mungil langsung berhenti berjalan. Mereka
berdua ketakutan. “Heii kau, putri apel busuk. Apa yang kau bawa itu?” bentak
monster durian. Putri Apel dan Strobery Mungil gemetaran. Mereka hanya terdiam,
tidak mampu menjawab. Monster Durian naik pitam dan ia langsung menarik tas
kain yang dibawa Putri Apel. Hasilnya, tas kain itu robek dan bahan-bahan untuk
membuat es krim tercecer berantakan. Monster Durian justru semakin garang dan
mencoba mengambil bahan yang tersisa. Yang tercecer di tanah malah ia rusak sehingga
bahan-bahan itu jelas tidak akan bisa dipakai.
Putri Apel
menangis. Sambil tersedu-sedu ia bilang “kembalikan bahan-bahan itu. Aku ingin
membuat es krim untuk teman-teman di desa sebelah. Jangan diambil. Aku mohon” Strobery
Mungil juga menangis ketakutan “Kembalikan Monster Durian. Itu tidak enak untuk
dimakan. Itu bahan mentah semua” katanya. Karena Monster Durian sudah terlanjur
murka, ia justru membuang semua bahan-bahan yang masih tersisa. “Aaaah, banyak
alasan kalian berdua. Kenapa kamu punya banyak teman Putri Apel? Kenapa mereka
sangat suka berteman denganmu? Kenapa kamu mau berteman dengan bocah ingusan di
desa sebelah. Kau tak tahu, aku ini sendirian” Muka garangnya berubah sedikit
menjadi melankolis.
Selama ini Monster
Durian memang selalu sendirian. Ia tak punya teman seperti Putri Apel karena
sifat buruknya. Banyak teman yang menjauhinya. Ia serakah dan sombong.
Tak
kuasa menahan tangisnya, Putri Apel lari. Ia tak menjawab apa pun. Ia langsung
meninggalkan Monster Durian yang sedang marah-marah. Strobery Mungil
menyusulnya. Ia mencoba membesarkan hatinya dan mengajaknya duduk sejenak di
bawah pohon jati agar Putri Apel tidak menangis lagi. Tiba-tiba saja Putri Apel
berkata “Bagaimana ini Strobery Mungil.. Apa yang harus ku lakukan sekarang?
Bahan-bahan es krim sudah tidak ada rupanya. Aku sudah berjanji dengan
teman-teman disana dan mereka terlihat sangat senang ketika mendengar aku akan
membuatkannya es krim sore ini. Pasti mereka kecewa padaku sekarang” Strobery
Mungil pun terdiam. Ia bingung harus menjawab apa. “Bersabarlah Putri, pasti
ada jalan keluarnya. Putri Apel sudah berniat tulus berbagi dan membahagiakan
orang lain. Pasti akan ada keajaiban karena apa yang tulus dari hati pasti akan
kembali ke hati lagi” Strobery Mungil menambahkan. Mendengar jawaban dari
Strobery Mungil, Putri Apel tersenyum tipis. Ia terlihat sedikit lebih lega
sekarang.
Strobery
Mungil mengajaknya pulang. Ia berjanji akan membantu Putri Apel untuk
memikirkan jalan keluar dari masalah yang sedang dihadapi ini. Putri Apel
mengiyakan dan mereka berjalan menuju ke rumah. Sesampainya di rumah, Putri
Apel kaget bukan main. Ia heran dan sekaligus senang karena melihat dapurnya
berisi banyak bahan-bahan segar untuk membuat es krim. Putri Apel bergumam
sendiri sambil tercengang “Dari mana ini semua Strobery Mungil.. Aku tak
percaya” Lalu terlihat di sudut dapur itu, bunga mawar, bunga melati dan bunga
kamboja yang tersenyum malu. Putri Apel langsung bertanya “Ini kalian semua
yang menyiapkan?” Mereka bertiga mengangguk pelan. Bunga melati berkata “Kami
tahu Putri Apel ingin membuat es krim untuk teman-teman di desa sebelah. Kami
berniat membantu Putri jadi tadi ketika Putri Apel dan Strobery Mungil
berangkat ke pasar, kami juga pergi mencari bahan-bahan. Kami ingin seperti
Putri yang suka membantu orang lain”
Seketika Putri
Apel memeluk mereka bertiga, juga Strobery Mungil. Putri Apel terharu dan
meneteskan air mata. Ia sangat menyayangi mereka karena merekalah yang membuat
hari-harinya tidak sepi lagi setelah ditinggal orang tuanya. Putri Apel sangat
senang karena akhirnya ia juga bisa membuat es krim.
Mereka mulai
membuat es krim bersama-sama. Sampai es krim itu benar-benar jadi, mereka sembari
bersiap-siap menuju desa sebelah. Tidak lama kemudian, mereka bersama-sama
kesana. Rupanya sudah banyak yang menunggu kedatangan Putri Apel. Apalagi
melihat Putri Apel membawa banyak es krim, mereka lebih gembira lagi. Akhirnya
mereka makan bersama sore itu dengan riang gembira menikmati es krim lezat
buatan Putri Apel dan teman-temannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar