Artikel ini saya posting sejalan dengan tujuan saya membagi rasa bahagia. Bahagia karena selalu dan terus dilimpahkan mukjizat serta nikmat Tuhan yang tiada tara. Hhmm.. semuanya karena rasa syukur kepada yang punya hidup terus mengalir.
Saya mengambil judul artikel kali ini dari sebuah lagu. Lagu yang dinyanyikan oleh Tulus. Satu minggu sebelum saya balik ke Malang, saya menemukan lagu ini diantara sekian banyak playlist. Salah satu teman sekaligus kakak bagi saya memberikan referensi lagu ini. Mengapa lagu ini? Mungkin dia memang melihat aura kembang-kembang yang mengelilingi saya saat itu. Hhee..
Rasanya judul yang satu ini seperti mengambil 75% perhatian saya. Ketika saya menulis sekarang, sebenarnya saya juga ingin selalu menyanyikan lagu ini. Saya juga kaget ketika teman saya itu bilang, "saya ingin lagu ini menjadi playlist di resepsi pernikahan saya nanti" Hhmm, makjleb gitu dengernya. sampai punya angan-angan khusus yang privat dengan lagu ini di momen bahagianya nanti. But, i wish it could for you mbak Risma.
Rasanya judul yang satu ini seperti mengambil 75% perhatian saya. Ketika saya menulis sekarang, sebenarnya saya juga ingin selalu menyanyikan lagu ini. Saya juga kaget ketika teman saya itu bilang, "saya ingin lagu ini menjadi playlist di resepsi pernikahan saya nanti" Hhmm, makjleb gitu dengernya. sampai punya angan-angan khusus yang privat dengan lagu ini di momen bahagianya nanti. But, i wish it could for you mbak Risma.
Lagu ini begitu dekat dengan realitas yang ada saat ini. Realitas kehidupan saya, kehidupan Neptunus. Kehadiran lagu ini sesuai dengan momentumnya. Bahagianyaaa..
Teman Hidup
Dia indah meretas gundah
Dia yang selama ini ku nanti
Membawa sejuk, memanja rasa
Dia yang selalu ada untukku
Membawa sejuk, memanja rasa
Dia yang selalu ada untukku
Di dekatnya aku lebih tenang
Bersamanya jalan lebih terang
Bersamanya jalan lebih terang
Tetaplah bersamaku jadi teman hidupku
Berdua kita hadapi dunia
Kau milikku ku milikmu kita satukan tuju
Bersama arungi derasnya waktu
Berdua kita hadapi dunia
Kau milikku ku milikmu kita satukan tuju
Bersama arungi derasnya waktu
Kau milikku, ku milikmu
Kau milikku, ku milikmu
Kau milikku, ku milikmu
Di dekatnya aku lebih tenang
Bersamanya jalan lebih terang
Bersamanya jalan lebih terang
Tetaplah bersamaku jadi teman hidupku
Berdua kita hadapi dunia
Kau milikku ku milikmu kita satukan tuju
Bersama arungi derasnya waktu
Berdua kita hadapi dunia
Kau milikku ku milikmu kita satukan tuju
Bersama arungi derasnya waktu
Bila di depan nanti
Banyak cobaan untuk kisah cinta kita
Jangan cepat menyerah
Kau punya aku, ku punya kamu, selamanya kan begitu
Banyak cobaan untuk kisah cinta kita
Jangan cepat menyerah
Kau punya aku, ku punya kamu, selamanya kan begitu
Tetaplah bersamaku jadi teman hidupku
Berdua kita hadapi dunia
Kau milikku ku milikmu kita satukan tuju
Bersama arungi derasnya waktu
Berdua kita hadapi dunia
Kau milikku ku milikmu kita satukan tuju
Bersama arungi derasnya waktu
Kau milikku, ku milikmu
Kau jiwa yang selalu aku puja
Kau jiwa yang selalu aku puja
Saya suka lagu ini bukan hanya karena liriknya tetapi karena visualisasi video yang disajikan juga penuh dengan personal touch. Jogjakarta yang hangat dengan senyuman penghuninya. Di hati saya, Jogjakarta memiliki porsi yang hampir sama seperti Bali. Tak akan tergantikan dan akan selalu membahagiakan. Hangat romansanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar