Niatnya langsung tidur untuk melepas
lelah setelah seharian have fun
dengan segala aktivitas yang rupanya sudah menjadi rutinitas. Di perkembangan
jalan menuju pagi, yang ada malah begajulan via twitter. Ini sebenarnya efek
rindu sama GMC. Graphic Mountain Climbers, organisasi ekstrakurikulerku waktu
di SMK dulu. Share tentang kerinduan
petualangan dan orang-orang di dalamnya membuatku tak bisa tidur dalam gelap. Aku
harus menumpahkan semuanya, melalui twitt bahkan sampai pada tulisan ini.
Surga kecil malam ini datang tiba-tiba.
Aku di telepon kakak kelas SMK, sekaligus senior mbolang bareng di organisasi
pecinta alam dulu. Dia adalah mas Inod. Mas yang satu ini memang salah satu
yang terdekat, sudah ku anggap seperti mas ku sendiri. Komunikasi kami tetap
terjaga sampai sekarang. Dia selalu mengayomi adek-adeknya, apalagi aku pribadi
sama dengannya. Tinggal di perantauan.
Satu hal yang menjadi nilai distinctive di keluarga besar GMC adalah
para senior yang benar-benar mengayomi juniornya dengan sepenuh hati. Almost with smiley. Atmosfer
kekeluargaan benar-benar tumbuh dan dikembangkan dengan baik disini. Senior,
yang tak bisa ku sebutkan satu-satu namanya selalu mengajarkan hal ini. Selalu
menjunjung tinggi value yang menjadi
landasan kami. Juga terhadap seseorang yang menjadi bapak kami di keluarga ini.
Beliau adalah Pak Rukhan, yang mengajarkan banyak pengalaman untuk bisa survive.
Mereka selalu
support kalau ada event lomba yang
berhubungan dengan passion kami disini. Sebut saja lomba climbing di Malang. Sampai sekarang aku akan slalu mengingat detail
ini. Ketika diajarin climbing pasti
secara reflek langsung memasukkan jari tangan ke lubang wall. Ntah karena apa,
tapi aku memang sering melakukannya. Hal ini menjadi bahan becandaan
teman-teman karena habbit seperti ini sebenarnya tidak bagus untuk menjadi
seorang atlet wall climbing. Event di
Jonggring Saloka yang menurutku paling memorable
ketika aku masih SMK. Mereka sorak sorai berteriak untuk menyemangati
juniornya, menyemangati almamternya untuk bisa mendapatkan kebanggaan.
Happy bareng-bareng, susah juga bareng-bareng. Dulu kami sering mbolang dengan
cara gratisan. Hampir setiap minggu kami keluar, bercengkrama dengan ramahnya alam.
Jika tidak, kami selalu berkumpul di sekolah setiap hari minggu. Sering juga bantingan untuk beli makanan. Setelah
itu dimakan rame-rame sambil hahahihihiiiii. Saling berbagi ilmu, pengalaman,
canda, tawa, terharu dan rasa nanonano yang lain. Tempat yang paling seksi
untuk kami di sekolah adalah perpustakaan. Disitulah keluarga besar kami sering
berkumpul. Perpustakaan Grafika menjadi tempat struggling yang membentuk kami menjadi manusia yang (bisa) selalu
peduli terhadap sesamanya. Area perpustakaan juga bertepatan dengan area wall climbing.
Ketika sekarang
mengingat momen-momen itu, yang ada hanya senyum dua jari dan ingin mencoba
mesin waktu untuk kembali ke momen itu. Spot mbolangnya sudah pasti alam raya yang
dimiliki kota Malang. Sangat luas, indah tak berdetak. Coban Pelangi, Coban Glotak,
Coban Jahe, Coban Rondo, Coban Manten, Coban Tengah, Gunung Panderman, Pantai
Ngliyep, Kondang Merak, Modangan, Sendang Biru dan yang lainnya menjadi tempat
tumbuhnya benih kehangatan keluarga besar GMC. Terlebih lagi, Panderman. Satu tempat ini sepertinya mengandung banyak
sejarah cerita yang jika diulang akan membuat pendengarnya kangen bertubi-tubi.
Selain itu
ada satu momentum yang paling dinanti-nanti oleh keluarga besar GMC. Diklat
Anggota. Momen ini dianggap paling sakral untuk kami semua. Cara dan pengalaman
yang ada di dalamnya benar-benar hanya aku dapatkan disini. Ngebully dengan
cara yang logis dan membuat kami lebih tough.
Yang jelas, i feel free for this
case. Glad it through it all. Momen
ini sangat ditunggu, baik untuk junior yang baru masuk maupun untuk senior. Diklat
itu menjadi semacam hajatan akbarnya GMC.
Banyak
perubahan yang terjadi. Aku yang sekarang nyangkut di Jakarta dan yang lain
menyebar luas di beberapa kota untuk mencari ilmu, pengalaman dan penghidupan yang
tak berkesudahan. Ketika barusan ngobrol banyak dengan mas Inod, bernostalgia
tentang yang lampau, rasanya waktu memang berjalan begitu cepat. Dan sekarang..
berjalan 4 tahun jauh dari GMC karena alasan klasik. Jarak. Yaa, jarak itu kadang memang bikin ngelus
dada (seperti pasangan LDR) hhee.. Tapi justru dengan itu feelnya lebih dapet. Prosesnya lebih terasa dan nikmatnya mbolang juga
terasa sampai ke ulu hati.
Ah..
Benar-benar merindukan kalian. Bukan sebatas rindu dengan orang-orangnya, tetapi
juga rindu mbolang dan momen yang lainnya. Mbolang pas jaman itu lebih enak dan
natural, apalagi kalau kami semua sedang dalam taraf bokek alias uang
pas-pasan. Hhmm.. namanya juga masih anak SMK. Semua terasa lebih sederhana dan
feel deeply.
Thank you mas Inod untuk surga kecil malam ini. Share planning for future life be the nice closing.
See you there, Malang. Next, reach Sempu with the glory of
GMC *hopefully*
Bahagia bisa
tumbuh dan berkembang bersama kalian. Tidak bisa dipungkiri bahwa keluarga
besar GMC menjadi saksi perjalanan panjang hidupku sampai di titik ini, ketika
aku mengetik cerita ini.
Sedikit
kutipan yang ku ambil dari ayat
suci sansekerta Hindu, yang juga ditulis di gedung Parlemen India. sepertinya ini memang untuk kita semua.
“Ayam Nijah Paroveti Ganana Laghu Chetasaam. Udaara Charitaanaam tu Vasudhaiva Kutumbakam” Artinya “pemikiran yang sempit mengatakan ini adalah milikku, itu adalah milikmu, tapi pemikiran yang lebih luas akan mengatakan dunia ini adalah sebuah keluarga” layaknya kita yang menjadi bagian dari keluarga besar GMC.
“Ayam Nijah Paroveti Ganana Laghu Chetasaam. Udaara Charitaanaam tu Vasudhaiva Kutumbakam” Artinya “pemikiran yang sempit mengatakan ini adalah milikku, itu adalah milikmu, tapi pemikiran yang lebih luas akan mengatakan dunia ini adalah sebuah keluarga” layaknya kita yang menjadi bagian dari keluarga besar GMC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar