Saat
ini aku tinggal di sebuah kota yang menurut banyak orang memancarkan seribu kekejaman
kehidupan. Kota tujuan bagi banyak orang untuk mencari peruntungan. Jakarta. Lebih
tepatnya di Mampang, Jakarta Selatan. Ini adalah tahun ke4 aku menetap di kota
yang menurutku memberi begitu banyak pembelajaran. Aku hidup mandiri. Tinggal
jauh dari keluarga membuatku lebih banyak belajar. Sedikit pun aku tak ingin
merepotkan keluargaku. Dan hal itu bisa aku wujudkan disini melalui beasiswa Paramadina Fellowship dan skills yang ku punya. Sebenarnya yang
paling aku butuhkan adalah support
dari keluargaku. Dari orang-orang yang dengan sepenuh hati menyayangiku dan
membesarkan aku hingga aku menjadi manusia yang seutuhnya.
Hidup harmonis menjadi tujuan utama
setiap individu manusia. Ntah dengan anggota keluarga sendiri, tetangga, teman
atau pun orang yang baru dikenal. Pluralisme
dan interfaith menjadi kajian yang sangat aku minati. Aku tertarik dengan
keduanya karena memang fokusku adalah di kajian budaya dan isu-isu tentang interfaith. Budaya di Indonesia sangat
beragam dan unik. Hal itu yang justru memperkaya negara kita. Ditambah lagi background keluargaku yang juga plural.
Kami terdiri dari multi agama dan tinggal dalam satu atap sehingga dari kecil
aku pun selalu diajarkan untuk saling menghormati, menghargai dan toleransi
terhadap perbedaan yang ada. Aku dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang
hangat dan penuh kasih sayang. Melihat kedua orang tuaku yang mendidikku dengan
penuh kasih, tak sekali pun mereka menggunakan kekerasan. Dan itu yang aku
teladani sampai saat ini.
Melihat realita yang terjadi di
negara kita saat ini, kekerasan muncul karena faktor budaya, bukan genetika
atau ras. Bangsa kita merupakan bangsa yang majemuk. Namun, masyarakatnya
cenderung tidak berani berbeda. Karena tidak terbiasa menerima perbedaan, maka
ketika muncul perbedaan sedikit saja sudah menimbulkan stigma yang luar biasa
dan ditanggapi dengan permusuhan bahkan kekerasan. Oleh karena itu, hal utama
yang harus dilakukan agar tidak ada lagi kekerasan adalah dengan mengubah pola
pikir masyarakat. Sebab cara berpikir merupakan salah satu hal yang paling
substantif dalam diri manusia. Untuk membentuk cara berpikir seseorang, pendidikan
memegang peranan penting. Pluralitas keagamaan ataupun budaya juga harus
diperkenalkan agar tidak muncul kefanatikan terhadap satu titik saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar